19 Oct 2014

PRINSIP DASAR ILMU SEJARAH

Bab 1 – Prinsip Dasar Ilmu Sejarah

 

A.        PENGERTIAN SEJARAH

    1. secara etimologi

a.                   sajaratun (arab : pohon)

b.                  story (inggris : peristiwa masa lalu)

c.                   historia (yunani : yang diketahui)

d.                  geschict (jerman : sesuatu yang telah terjadi)

2.      menurut para ahli

a.                   herodotus ( bapak sejarh dunia ) , yaitu suatu kajian untuk menceritakan suatu perputaran jatuh bangunnya seorang tokoh, masyarakat dan peradaban

b.                  aristotie (aristoteles), suatu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi

c.                   r.g. colling wood, suatu bentuk penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan manusia pada masa lampau

d.                  e.h. carr, dialog yang tidak pernah selesai antara masa sekarang dengan masa lampau

e.                   sheper, peristiwa yang telah lalu dan benar-benar terjadi

f.                   dan masih banyak lagi.

3.      secara istilah

yaitu artinya sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.


B.                 CIRI-CIRI UTAMA SEJARAH

    1. peristiwa yang abadi, karena peristiwa tersebut tidak berubah rubah dan akan dikenang sepanjang masa
    2. peristiwa yang unik, karena hanya terjadi 1 kali dan tidak akan pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya
    3. peristiwa yang penting, karena mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak


C.                 UNSUR UNSUR SEJARAH

    1. change (perubahan)
    2. space (ruang/tempat)
    3. human activity (aktivitas manusia)
    4. continiuty (berlanjut/terus menerus)


D.        KONSEP WAKTU SEJARAH

            konsep waktunya yaitu LINEAR dimana urutannya:

            masa lalu à masa sekarang à masa depan   


E.         KARAKTERISTIK SEJARAH

            1. ditulis secara kronologis untuk menghindari kronisme/kerancuan

2. mencakup 3 dimensi waktu, yaitu lalu, sekarang dan yang akan datang

3. merupakan sebab dan akibat

4. kebenaran bersifat sementara sampai ditemukan bukti yang baru


F.         RUANG LINGKUP SEJARAH

            1. sejarah sebagai peristiwa (history as event)

                        Benar-benar terjadi apa adanya

            2. sejarah sebagai kisah (history as narrative)

                        Dikisahkan atau diceritakan kembali

            3. sejarah sebagai ilmu ( history as edukative)

                        Ciri: empiris, metode, objek dan teori

            4. sejarah sebagai seni (history as art)

            Ciri: emosi, gaya bahasa, imajinasi dan intuisi/ilham



G.                PERIODISASI, KRONOLOGI, KRONIK, DAN HISTORIOGRAFI DALAM SEJARAH

1. periodisasi dalam sejarah

   àyaitu pembabakan masa dalam suatu peristiwa sejarah

   àtujuannya yaitu untuk mempermudah dalam memahami suatu peristiwa              sejarah

            2. kronologi dalam sejarah

   àyaitu penyusunan peristiwa sejarah secara urutan waktu

   àtujuannya yaitu untuk menghindari kerancuan

3. kronik dalam sejarah

   àcatatan suatu peristiwa sejarah, misalnya, kisah perjalanan marcopolo

4. historiografi dalam sejarah

   àpenulisan sejarah, misalnya, buku, tulisan ataupun karangan


H.                JENIS-JENIS SEJARAH

    1. sejarah lokal, suatu peristiwa yang terjadi disuatu daerah dan tidak menyebar ke daerah lainnya. Misalnya sejarah pembunuhan massal rawamangi
    2. sejarah nasional, suatu peristiwa sejarah yang cakupannya lebih besar daripada sejarh lokal dan berpengaruh terhadap bangsa. Misalnya peristiwa proklamasi
    3. sejarah dunia, sebuah peristiwa sejarah yang dapat mempengaruhi perkembangan dunia internasional. Misalnya perang dunia 1
    4. sejarah geografi, sebuah ilmu sejarah yang mempelajari tentang gejala alam. Misalnya pertumbuhan flora dan fauna
    5. sejarah ekonomi, sebuah ilmu sejarah yang membahas bagaimana manusia dapat memnuhi kebutuhan hidup. Misalnya sejarah bagaimana pemerintah memenuhi kebutuhan rakyatnya selama ini
    6. sejarah sosial, sebuah ilmu sejarah sosial bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Misalnya sejarah tentang suku baduy
    7. sejarah politik, sebuah ilmu sejarah yang membahas tentang sejarah ketatanegaraan atau polotik. Misalnya sejarah masuk dan berkemabngnya agama islam di indonesia


I.          MANFAAT SEJARAH

1. edukatif (pembelajaran), dengan mempelajari sejarah kita dapat menata kehidupan masa depan, dan juga agar kita dapat mengambil sebuah pelajaran dan dapat membuat kita untuk tidak mengulangnya kembali

2. inspiratif, munculnya inspirasi karena melihat sejarah yang sudah ada

3. rekreatif, dengan mempelajari sejarah, dapat memberikan penyegaran. Misalnya, kunjungan ke tempat bersejarah, dan lainnya


J.          KEGUNAAN SEJARAH

1. intrisik, sejarh dipakai sebagai sebuah ilmu

2. ekstrinsik, sejarah sebagai pendidikan moral



PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH


Sejarah merupakan rekonstruksi (reka ulang) masa lalu karena sejarah terjadi di masa lalu.

Yang dibutuhkan untuk menelitinya :

  1. bukti
  2. sumber
  3. fakta

dimana ketiganya adalah valid dan juga kredibel


1.                  SUMBER

yaitu peninggalan-peninggalan/kebudayaan-kebudayaan kehidupan masyarakat pada masa lampau

            a. berdasarkan bentuknya

1. sumber lisan, yaitu keterangan langsung dari para pelaku atau saksi      dari peristiwa yang terjadi pada masa lampau

      Misalnya: seorang pejuang ’45 menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada orang lain.

2. sumber tertulis, yaitu sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggaln-peninggalan tertulis yang mencatat peristiwa yang terjadi di masa lampau.

     Misalnya: prasasti, dokumen, naskah, dan rekaman

3. sumber benda, yaitu sumber sejarah yang di dapat dari peningglan benda-benda kebudayaan

      Misalnya: alat-alat/benda-benda budaya (kapak, gerabah, perhiasan, dan manik-manik)

b. berdasarkan sifatnya

            1. primer

            2. sekunder

            3. tersier


2.         BUKTI

            Sekumpulan data-data dari sebuah peristiea sejarah

Membuka kebenran sejarah selain sumber


3.         FAKTA

Semua data-data dari peristiwa sejarh yang sudah diseleksi.

Dibagi 2:

a.       menurut sifat

1.      fakta lunak(soft fact) , fakta untuk jangka panjang yang belum mantap/lemah. Misalnya: tidak ditemikannya naskah supersemar yang asli

2.      fakta keras(hard fact) , fakta yang telah menjadi bukti sejarah yang tersimpan dalam bentuk arsip atu dokumen. Misalnya: peristiwa proklamasi

b.      menurut bentuk

1.      mentifact(fakta mental)

      fakta yang masih berada dalam pikliran manusia yang berupa ingatan/memori, gagasan, pandangan hidup, pendidikan, status sosial, dan lainnya

      misalnya: kepercayaan , rasa traumatis

2.      sosiofact(fakta sosial)

fakta yang berkembang/kondisi yang dapat menggambarkan keadaan sosal masyarakat

                                    misalnya: kehidupan masyarakat suku baduy

3.   artefak

Peralatan yang dibat manusia yang dapat membantu kehidupannya.

                                    Misalnya: batu penggilingan, kapak batu, dan lainnya



CARA MENENTUKAN USIA SEBUAH BENDA(ARTEFAK)

A.    TIPOLOGI

Menentukan usia sebuah benda berdasarkan bentuk/tipenya

Misalnya: tahun 2009 ditemukan mahkota emas yang setelah diteliti merupakan bekas dari kerajaan majapahit

B.     STRATIGRAFI

Menentukan usia sebuah benda berdasarkan lapisan tanah

Misalnya: menurut van kolning swalt, yang menemukan fosil meganthropus paleojavanicus, berpendapat bahwa fosil ini merupakan yang tertua karena terletak di lapisan tanah yang paling bawah

Lapisan tanah yang dimaksud ada 3:

1.      atas(fauna ngandong)

2.      tengah(fauna trinil)

3.      bawah(fauna jetis)

C.     KIMIAWI

Berdasarkan unsur-unsur kimia yang dikandung oleh benda tersebut

Tradisi Sejarah dalam masyarakat pra aksara dan masa aksara

Bab 2 – Tradisi Sejarah dalam masyarakat pra aksara dan masaaksara


Penjelasan Tradisi Sejarah Masyarakat Masa Praaksara - Dalam setiap masyarakat terdapat tradisi yang merupakan kebudayaan yang telah dimiliki oleh masyarakat tersebut. Tradisi yang dimiliki oleh suatu masyarakat mengalami perkembangan. Salah satu tradisi yang dimiliki oleh masyarakat adalah tradisi sejarah. Tradisi ini mengandung arti bagaimana masyarakat menjelaskan masa lalunya berdasarkan perkembangan kebudayaan yang dimilikinya. Perkembangan tradisi dapat dilihat dari perkembangan masa praaksara dan masa aksara.

Masyarakat Indonesia sebelum mengenal aksara sudah memiliki tradisi sejarah. Maksud tradisi sejarah adalah bagaimana suatu masyarakat memiliki kesadaran terhadap masa lalunya. Kesadaran tersebut kemudian dia rekam dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Perekaman dan pewarisan tersebut kemudian menjadi suatu tradisi yang hidup tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Masyarakat dalam memahami masa lalunya akan ditentukan oleh alam pikiran masyarakat pada masa itu atau “jiwa zaman”.

Alam pikiran masyarakat yang belum mengenal tulisan sudah tentu berbeda dengan masyarakat yang sudah mengenal tulisan. Tulisan pada dasarnya merupakan salah satu hasil dari alam pikiran manusia. Kehidupan manusia memperlihatkan adanya suatu kesinambungan waktu. Kesinambungan ini terlihat dalam tahap-tahap kehidupan manusia, misalnya mulai dia dilahirkan, masa kanak-kanak, masa dewasa, dan sampai orang tua. Dalam kesinambungan waktu itulah nampak terjadi perubahan-perubahan dari satu tahap ke tahap lainnya.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri masyarakat dapat menjadi pengalaman hidup masa lalunya. Pemahaman terhadap masa lalunya selalu berkaitan dengan bagaimana masyarakat tersebut melihat perubahan yang terjadi pada diri dan lingkungan di sekitarnya. 

Secara garis besar, perubahan dapat dikategorikan dalam dua bentuk, yaitu perubahan yang bersifat alami dan perubahan yang bersifat insani. Perubahan alami adalah perubahan yang terjadi pada alam itu sendiri seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, dan lain-lain. Adapun perubahan insani adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri manusia, baik bersifat individu maupun kelompok, misalnya kelahiran, peperangan, dan kejadian-kejadian lainnya.

Masyarakat yang belum mengenal tulisan melihat alam sebagai bagian yang terpenting dalam menentukan perubahan diri dan lingkungannya. Alam adalah pusat segala perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi, baik yang ada pada dirinya maupun lingkungannya, lebih banyak menempatkan alam sebagai penyebab utama perubahan tersebut. Sebab, alam merupakan pusat utama perubahan, maka manusia pada masa sebelum mengenal tulisan memperlakukan alam sebagai kekuatan yang harus dihormati bahkan dikultuskan. Alam memiliki kekuatan-kekuatan yang melahirkan suatu hukum keteraturan, yaitu hukum alam. Hukum alam inilah yang banyak mengatur perubahan pada diri manusia.

Dalam pemahaman sebagaimana diuraikan di atas, manusia pada masa belum mengenal tulisan melihat perubahan yang terjadi pada manusia yang bersumber dari kekuatan di luar diri manusia. Bahkan kekuatan itu bukan hanya bersumber dari alam akan tetapi bersumber pula dari kekuatan-kekuatan lain selain manusia. Kekuatan tersebut seperti dewa atau figur-figur tertentu yang memiliki kesaktian. Pemahaman seperti ini disebut dengan pemahaman yang bersifat religius magis.

Dalam pemikiran yang bersifat magis religius, pemikiran manusia dalam melihat asal usul kejadian tidaklah bersifat rasional atau masuk akal, tetapi bersifat irrasional. Manusia merupakan bagian dari sebuah kekuatan besar yang berada di luar dirinya. Pemikiran yang seperti ini tidak menempatkan manusia sebagai kekuatan yang otonom, artinya mandiri. Manusia adalah objek perubahan, bukan subjek perubahan. Dalam sebuah perubahan, manusia mempunyai kedudukan yang bersifat subordinatif.

Pemikiran yang bersifat religio magis banyak bertebaran di Indonesia, misalnya dalam cerita asal usul mengenai suatu daerah diawali dengan datangnya seorang tokoh yang memiliki kesaktian. Tokoh tersebut dapat berupa dewa atau setengah dewa setengah manusia. Tokoh tersebut ditempatkan sebagai figur yang sentral. Kedatangannya ke daerah tersebut diutus oleh dewa tertinggi yang menguasai alam. Dalam cerita asal usul daerah itu, agar menjadi lebih manusiawi (ada peran manusia), biasanya diceritakan tokoh tersebut menikah dengan manusia. Pernikahan ini akan melahirkan keturunan dan keturunannya ini kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya daerah tersebut.

Begitu pula halnya dalam menjelaskan peristiwa alam. Perubahan yang terjadi pada alam dianggap sebagai suatu kehendak di luar kehendak manusia. Manusia hanya bersikap pasrah terhadap perubahan yang terjadi pada alam tersebut. Kehendak yang dimaksud dapat berupa kehendak dewa. Seperti terjadinya banjir atau bencana alam, lebih dipahami sebagai bentuk dari kehendak dewa. Kalau dikaitkan dengan perilaku manusia, kejadian alam itu dapat dipahami sebagai bentuk kutukan atau kemarahan dewa kepada manusia.

Kesadaran sejarah pada masyarakat yang belum mengenal tulisan sudah terbentuk. Mereka berupaya agar tradisi sejarah yang mereka miliki dapat diwariskan kepada generasinya. Tujuan utama pewarisan tersebut yaitu pertama agar generasi penerusnya memiliki pengetahuan masa lalunya, dan tujuan yang lebih penting ialah pengetahuan itu harus menjadi suatu keyakinan. Keyakinan tersebut memiliki nilai-nilai yang mereka anggap berguna bagi kehidupan. Bahkan nilai-nilai tersebut menjadi pegangan hidup dalam membimbing jalan kehidupannya.

Cara pewarisan yang dilakukan ialah dengan bertutur dari mulut ke mulut. Hal ini dilakukan karena pada masyarakat yang belum mengenal tulisan, tidak meninggalkan bukti sejarah dalam bentuk peninggalan tertulis. Penuturan melalui bercerita merupakan cara yang efektif untuk mewariskan kepada generasi berikutnya. Cara penceritaan tersebut kemudian dikenal dengan istilah tradisi lisan.
Fungsi utama dalam tradisi lisan adalah pewarisan dan perekaman terhadap apa yang terjadi pada masa lalu menurut pandangan suatu kelompok masyarakat. Bagi masyarakat yang belum mengenal tulisan, tradisi lisan yang lebih dipentingkan ialah meyakini apa yang diceritakannya. Pengetahuan terhadap apa yang diceritakan dalam tradisi lisan bukanlah tujuan penting. Tradisi lisan merupakan bagian dari budaya bagi masyarakat yang memegangnya.
Sebagai suatu aspek budaya, maka kepentingan untuk menjelaskan atau memahami lingkungan sekitar itu sekaligus sebagai usaha memberi pegangan kepada masyarakat terutama generasi berikutnya dalam menghadapi berbagai kemungkinan dari lingkungan itu. Di sini tradisi lisan berfungsi sebagai alat “mnemonik”, yaitu usaha untuk merekam, menyusun, dan menyimpan pengetahuan demi pengajaran dan pewarisannya dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Keyakinan masyarakat pendukung tradisi lisan disebabkan oleh adanya nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut. Mereka tidak terlalu memperhatikan apakah faktanya mengandung kebenaran, apakah faktanya secara nyata ada. Nilai-nilai tersebut misalnya keteladanan, keberanian, kejujuran, kekeluargaan, penghormatan terhadap leluhur, kecintaan, kasih sayang, dan lain-lain. Nilai-nilai yang ada dalam tradisi itu disebut juga dengan kearifan lokal. Disebut demikian karena nilai-nilai yang terkandung banyak mengandung sikap-sikap yang arif, bahkan dalam konteks sekarang nilai-nilai itu sangat berguna untuk diterapkan.

Dalam tradisi lisan, terdapat pesan-pesan yang banyak mengandung unsur kearifan. Pesan-pesan itu disampaikan secara verbal, sebab pada masa itu belum mengenal tulisan. Ada dua ciri penting tradisi lisan. Pertama, menyangkut pesan-pesan yang berupa pernyataan-pernyataan lisan yang diucapkan, dinyanyikan, atau disampaikan lewat musik. Berbeda halnya dengan masyarakat yang sudah mengenal tulisan, pesan-pesan itu disampaikan dalam bentuk teks (tertulis).

Tradisi lisan berasal dari generasi sebelum generasi sekarang, paling sedikit satu generasi sebelumnya. Berbeda halnya dengan sejarah lisan (oral history), disusun bukan dari generasi sebelumnya tapi disusun oleh generasi sezaman. Asal tradisi lisan dari generasi sebelumnya karena memiliki fungsi pewarisan, sedangkan di dalam sejarah lisan tidak ada upaya untuk pewarisan.

Tradisi lisan biasa dibedakan menjadi beberapa jenis. 

1. Berupa “petuah-petuah” yang sebenarnya merupakan rumusan kalimat yang dianggap punya arti khusus bagi kelompok, yang biasanya dinyatakan berulang-ulang untuk menegaskan satu pandangan kelompok yang diharapkan dapat menjadi pegangan bagi generasi-generasi berikutnya. Rumusan kalimat atau kata-kata itu biasanya diusahakan untuk tidak diubah-ubah, meskipun dalam kenyataan perubahan itu biasa saja terjadi terutama sesudah melewati beberapa generasi, apalagi penerusannya bersifat lisan, sehingga sukar dicek dengan rumusan aslinya. Namun, karena kedudukannya yang sangat istimewa dalam kehidupan kelompok, maka tetap diyakini bahwa rumusan itu tidak berubah.

2. Bentuk yang kedua dari tradisi lisan adalah “kisah” tentang kejadian-kejadian di sekitar kehidupan kelompok, baik sebagai kisah perorangan (personal tradition) atau sebagai kelompok (group account). Sesuai dengan alam pikiran masyarakat yang magis religius, kisah-kisah ini yang sebenarnya berintikan suatu fakta tertentu, biasanya diselimuti dengan unsur-unsur kepercayaan, atau terjadi pencampuradukan antara fakta dengan kepercayaan itu. 

Cara penyampaian fakta memang seperti menyampaikan gosip (penuh dengan tambahan-tambahan menurut selera penuturnya), maka disebut pula dengan istilah “historical gossip” (gosip yang bernilai sejarah). Untuk kisah-kisah perseorangan atau keluarga ini diulang-ulang atau diingat-ingat dalam beberapa generasi, sehingga riwayat keluarga ini kemudian biasa menjadi milik kelompok yang sering dikeramatkan bagi generasi-generasi berikutnya, yang biasanya diperbaharui (ditambahkan) secara berkesinambungan.

3. Bentuk ketiga dari tradisi lisan yaitu “cerita kepahlawanan”. Cerita ini berisi bermacam-macam gambaran tentang tindakan-tindakan kepahlawanan yang mengagumkan bagi kelompok pemiliknya yang biasanya berpusat pada tokoh-tokoh tertentu (biasanya tokoh-tokoh pemimpin masyarakat). Beberapa cerita kepahlawanan ini memang ada yang punya dimensi historis yang patut diperhatikan karena unsur fakta sejarahnya yang masih bisa ditelusuri, tetapi pada umumnya sudah terselimuti dengan unsur-unsur kepercayaan, sehingga kadang-kadang dianggap lebih bersifat hasil sastra.

4. Bentuk keempat, yaitu bentuk cerita “dongeng” yang umumnya bersifat fiksi belaka. Tentu saja unsur faktanya boleh dikatakan tidak ada, dan memang biasanya terutama berfungsi untuk menyenangkan (menghibur) pendengarnya meskipun sering di dalamnya terkandung unsur-unsur petuah.

Demikianlah Materi Penjelasan Tradisi Sejarah Masyarakat Masa Praaksara, selamat belajar.

Jejak-jejak Masa Lampau


Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa besar di dunia tidak terbentuk dalam waktu sekejap. Bangsa Indonesia memerlukan waktu ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun untuk dapat menjadi bangsa Indonesia seperti saat ini.
Wilayah nusantara yang terdiri atas ribuan pulau jelas memiliki sejarahnya sendiri-sendiri. Ada proses yang berbeda pada tiap wilayah dalam menciptakan kebudayaan dan karakteristik masyarakat.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau telah meninggalkan jejak-jejak sejarah. Jejak-jejak yang ditinggalkan tersebut berguna agar pertistiwa yang telah terjadi dapat diketahui atau disampaikan kepada generasi berikutnya. Jejak-jejak masa lampau dapat berupa artefak, dokumen, monumen, bangunan bersejarah, kebudayaan daerah, prasasti, maupun saksi-saksi sejarah.

A.Jejak-Jejak Masa Lampau yang Berupa Artefak Jejak-jejak masa lampau yang berupa artefak berasal dari jaman prasejarah dimana belum dikenal bukti-bukti berupa tulisan. Artefak merupakan benda-benda atau alat-alat hasil kebudayaan manusia yang terbuat dari batu, tanah liat, dan perunggu. Berikut ini beberapa artefak yang ditemukan di bumi Nusantara tercinta.
1.Kapak Genggam
Alat ini berupa batu yang dibentuk menyerupai kapak.Alat tersebut belum bertangkai, sehingga cara memegangnya dengan cara digenggam.
2.Kapak Persegi
Alat berbentuk segi empat memanjang dan sisi depannya di asah hingga tajam. Alat ini berfungsi sebagai cangkul.
3.Sarkofagus
Sarkofagus berupa kubur batu. Bentuknya seperti lesung namun diberi tutup.
4.Bejana perunggu
Bejana berunggu berupa benda berbentuk seperti gitar spanyol yang tidak bertangkai. Permukaan luar benda tersebut di hiasi pula anyaman simetris.

B.Jejak-jejak masa lampau yang berupa dokumen
Peristwa-peristiwa penting di masa lampau ada yang berupa dokumen penting.Berikut ini adalah beberapa dokumen penting dari masa lampau.
1.Naskah teks proklamasi kemerdekaan indonesia
Naskah Teks Proklamasi ditulis tangan oleh Ir.Soekarno di rumah laksamana Tadashi Maeda. Naskah ini kemudian di ketik olah Sayuti Melik.
2.Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret)
Dokumen ini merpakan awal adanya orde baru di bawah pimpinan Soeharto. Dokumen ini menjadi salah satu sejarah penting bagi kehidupan bangsa indonesia.

C.Jejak-jejak masa lampau yang berupa monumen
Monumen merupakan bangunan yang di bangun dengan tujuan untuk membangkitkan kenangan atau kesan yang mudah terlupakan atas suatu peristiwa.Berikut ini adalah beberapa monumen yang ada di Indonesia.
1.MONAS (Monumen Nasional)
Monas berada di ibu kota Republik Indonesia yaitu Jakarta. Monumen ini di bangun untuk memperingati peristiwa–peristiwa seputar proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
2.Tugu Pahlawan
Tugu Pahlawan berada di Surabaya, Jawa Timur. Monumen ini dibangun untuk memperingati sekaligus mengenang semangat juang arek-arek Surabaya dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.
3.Monumen Tugu Muda
Monumen Tugu Muda berada di Semarang, Jawa Tengah. Monumen ini dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 5 Hari di Semarang.
4.Monumen Pancasila Sakti
Monumen Pancasila Sakti terletak di Jakarta. Monumen ini dibangun guna mengenang para pahlawan Revolusi yang menjadi korban G 30 S/PKI.

D.Jejak-Jejak Masa Lampau yang Berupa Bangunan Bersejarah
Bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi jejak-jejak masa lampau bangsa Indonesia berupa candi-candi maupun bangunan yang lain.
1.Candi-candi
a.Candi Kalasan
Candi Kalasan dibangun oleh Raka I Panang Karan dari kerajaan Mataram Kuno sebagai persembahan pada Dewi Tara.
b.Candi Jawi
Candi setinggi 24 m ini dibangun atas perintah Kertanegara, Raja Singosari. Candi ini difungsikan sebagai tempat pendharmaan Kertanegara.
c.Candi Borobudur
Candi setinggi 42 m ini dibangun atas perintah Raja Wisnu pada tahun 770 masehi dan selesai di tahun 842 masehi pada masa pemerintahan Samarattungga.
d.Candi Sumberawan
Candi ini dibangun sebagai penghargaan atas kunjungan Hayam Wuruk ke wilayah kaki Gunung Arjuna.

2.Bangunan Bersejarah Bercorak Islam
Nisan Makam Sultan Malik As-Shaleh
Makam Malik Al-Saleh merupakan bukti atau jejak sejarah yang menunjukan masuknya Islam di Indonesia
Masjid Agung Demak
Masjid Demak dibangun oleh Wali Songo. Bangunan cungkupnya (atap masjid) yang menyerupai Pura di Hindu menunjukan akulturasi budaya Islam dengan Hindu serta budaya lokal Indonesia
Masjid Kudus
Masjid ini didirikan oleh Sunan Kudus.Bentuk bangunan masjid ini memiliki ciri khusus, yaitu bagian menaranya menyerupai Candi Hindu
Batu Nisan Ratu Nahrasiyah dari Samudera Pasai
Nisan ini berhiaskan kaligrafi kutipan surat yasin dan ayat kursi.

E.Jejak-Jejak Masa Lampau yang Berupa Prasasti
Prasasti merupakan peninggalan tertulis yang dipahatkan pada batu/logam.Terdapat kurang lebih 3000 prasasti telah ditemukan yang berasal dari zaman Indonesia klasik. Berikut adalah beberapa prasasti yang merupakan Jejak-Jejak Masa Lampau Bangsa Indonesia.

1.Prasasti Yupa
Prasasti Yupa dari Kerajaan Kutai. Huruf yang digunakan adalah huruf pallawa dan Bahasa Sansekerta. Prasasti dibuat atas perintah Raja Mulawarman.
2.Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun ditemukan di dekat muara Cisadane. Prasasti yang ditulis pada batu besar di sertai cap sepasang telapak kaki ini merupakan peninggalan kerajaan Tarumanegara.
3.Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di Desa Tugu Cilincing, Jakarta Utara. Prasasti ini merupakan prasasti Tarumanegara yang terpanjang dan terpenting.

F.Jejak-Jejak Mas Lampau yang Berupa Kebudayaan
Bangsa Indonesia terdiri atas banyak suku. Tiap suku dari suatu daerah memiliki karakteristik dan kebudayaan yang berbeda dari suku daerah lain. Kebudayaan ini pun terbentuknya juga perlu proses.Berikut ini kebudayaan-kebudayaan daerah yang juga menjadi Jejak-jejak Masa Lampau bangsa Indonesia.
1.Upacara-upacara
a.Upacara Pembakaran mayat di Bali yang disebut Ngaben
b.Upacara Penguburan di Tebing
c.Upacara Perkawinan Suku Minangkabau yang menganut matrilineal
2.Lagu Daerah
a.Lir ilir
b.Cing Cangkeling
c.Cublak-cublak Suweng
3.Pakaian dan Perhiasan
4.Obat-obatan Tradisional
5.Kitab-kitab Kuno

a.Kitab Bharatayudha karangan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
b.Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca
c.Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular
d.Kitab Pararaton

G.Jejak-Jejak Masa Lampau yang Berupa Saksi-saksi Sejarah
Saksi sejarah adalah seseorang yang pernah melihat atau menyaksikan terjadinya suatu peristiwa, tetapi bukan orang yang terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Berikut ini saksi-saksi sejarah yang juga merupakan bagian dari jejak masa lampau.
1.A.H. Nasution
Beliau adalah jenderal yang lolos dari penculikan yang dilakukan oleh Dewan Jenderal bentukan PKI.
2.B.M. Diah
B.M. Diah merupakan salah satu saksi sejarah pada awal Kemerdekaan Indonesia.
3.Des Alwi
Des Alwi merupakan seseorang yang kerap mendokumentasikan peristiwa-peristiwa penting pada masa pemerintahan Soekarno dan Soeharto.
4.Ahmad Soebarjo
Ahmad Soebarjo adalah tokoh dari Golongan Tua yang berhasil meyakinkan Golongan Muda agar mau melepaskan Bung Karno dan Bung Hatta dari Rengasdengklok. Selanjutnya beliau juga turut andil dalam penyusunan Teks Proklamasi.
5.Chaerul Saleh
Chaerul Saleh merupakan tokoh dari Golongan Muda. Chaerul Saleh-lah yang mendengar berita kekalahan Jepang dari Radio BBC Inggris. Beliau dan teman-temannya melihatnya sebagai peluang untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

H.Menulis Kembali Jejak-jejak Masa Lampau Bangsa Indonesia
Dalam menulis kisah sejarah dari jejak-jejak masa lampau dipilih topik untuk membatasi objek penulisan yaitu topik yang workable, artinya topik yang dapat dikerjakan dalam waktu dan biaya yang tersedia sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak terlalu luas/terlalu sempit. Pemilihan topik juga didasarkan pada :
a.Kedekatan Emosional
Kedekatan emosional akan memberikan dorongan yang besar bagi terselesaikannya penulisan sejarah.Begitu juga seseorang yang berkaitan dengan kota, organisasi,birokrasi, tokoh, peristiwa, dan perusahaan. Hal terpenting dalam pemilihan topik yang sedang dikerjakan diyakini berharga dan bermanfaat.
b.Kedekatan Intelektual
Seseorang yang memiliki kedekatan emosional juga akan memiliki kedekatan intelektual. Seorang yang tertarik terhadap masalah pedesaan, tentunya akan membaca buku apa saja yang berhubungan dengan desa, petani, tanah, geografi pedesaan, dan ekonomi pedesaan. Dengan demikian, seseorang tersebut sudah memiliki konsep tentang permasalahan penelitian yang akan dihadapi.

Prinsip Dasar Penelitian Sejarah

Bab 4 – Prinsip Dasar Penelitian Sejarah




1


TAHAP-TAHAP PENELITIAN SEJARAH

cats
1. Heuristik
• Heuristik  heuriskein (Bahasa Yunani) berarti menemukan
• Heuristik adalah tahap untuk mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber berbagai data agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik/judul penelitian.
• Untuk melacak atau mencari sumber-sumber tersebut ada beberapa cara yang bisa di gunakan, seperti metode kepustakaan dan arsip nasional, mengujungi situs-situs sejarah, dan melakukan wawancara.
• Sumber-sumber sejarah menurut sifatnya di bagi menjadi 2, yaitu :
a. Sumber primer (sumber yang dibuat pada saat peristiwa terjadi, dibuat oleh tangan pertama).
Contoh : Notulen Rapat, AD/ART Organisasi, Otobiografi, dsb
b. Sumber sekunder (sumber yang menggunakan sumber primer sebagai sumber utamanya, dibuat oleh tangan/pihak kedua).
Contoh : Buku, skripsi, tesis, dsb.
Selain sumber primer dan sekunder, sumber tertulis juga di butuhkan (jika ada) karena sumber tertulis memiliki kadar kebenaran yang relatif tinggi. Ada juga sumber lisan, untuk pemilihan sumber inididasarkan pada pelaku atau saksi mata suatu kejadian.
2. Verifikasi
• Verifikasi adalah menguji keaslian sumber dan keabsahan sumber untuk di percaya.
• Verifikasi juga di artikan sebagai pemeriksaan/penelitiann terhadap kebenaran laporan/sumber-sumber tentang suatu peristiwa sejarah.
• Sumber-sumber sejarah dalam ilmu sejarah di sebut kritik, dan kritik meliputi Kritik Ekstern dan Kritik Intern.
 Kritik ekstern : Mempersoalkan apakah sumber itu asli/palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen sejarah tersebut.
Kritik ekstern harus mencangkup dan menjawab pertanyaan sebagai berikut :
a. Apakah sumber itu merupakan sumber yang dikehendaki (autentitas)?
b. Apakah sumber itu asli atau turunan (orisinalitas)?
c. Apakah sumber itu masih utuh atau sudah diubah (soal integritas)?
 Kritik intern : Mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber itu dapat memberikan informasi yang diperlukan.
Kritik internal ditujukan untuk menjawab pertanyaan:
Apakah kesaksian yang diberikan oleh sumber itu memang dapat dipercaya???
Untuk itu yang harus dilakukan adalah membandingkan kesaksian antar berbagai sumber (cross examination).
o Penelitian intrinsik
a. Langkah pertama dalam penelitian intrinsik adalah menentukan sifat sumber itu (apakah resmi/formal atau tidak resmi/informal). Dalam penelitian sejarah, sumber tidak resmi/informal dinilai lebih berharga daripada sumber resmi sebab sumber tidak resmi bukan dimaksudkan untuk dibaca orang banyak (untuk kalangan bebas) sehingga isinya bersifat apa adanya, terus terang, tidak banyak yang disembunyikan, dan objektif.
b. Langkah kedua dalam penilaian intrinsik adalah menyoroti penulis sumber tersebut sebab dia yang memberikan informasi yang dibutuhkan. Pembuatan sumber harus dipastikan bahwa kesaksiannya dapat dipercaya. Untuk itu, harus mampu memberikan kesaksian yang benar dan harus dapat menjelaskan mengapa ia menutupi (merahasiakan) suatu peristiwa, atau sebaliknya melebih-lebihkan karena ia berkepentingan di dalamnya.
c. Langkah ketiga dalam penelitian intrinsik adalah membandingkan kesaksian dari berbagai sumber dengan menjajarkan kesaksian para saksi yang tidak berhubungan satu dan yang lain (independent witness) sehingga informasi yang diperoleh objektif
• Pada tahap verifikasi di perlukan pengujian ketuaan. Untuk menguji ketuaan terhadap suatu peninggalan sejarah di lakukan melau beberapa cara :
a. Tipologi
Penentuan ketuaan berdasarkan bentuk (tipe) dari benda peninggalan sejarah.
b. Stratifikasi
Penentuan umur relatif berdasarkan lapisan tanah di mana benda peninggalan itu di temukan.
c. Kimiawi
Penentuan berdasarkan unsur kimia yang terkandung dalam benda tersebut.
• Sumber-sumber yang diakui kebenarannya lewat verifikasi atau kritik, baik intern maupun ekstern, menjadi fakta. Fakta adalah keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh sejarawan atau peneliti sejarah. Fakta bisa saja diartikan sebagai keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh sejarawan/peneliti sejarah (sumber-sumber yang terpilih).
3. Interpretasi
• Interpretasi dalam sejarah adalah penafsiran suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa .
• Pengetian lain interpretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal.
• Penafsiran fakta harus bersifat logis terhadap keseluruhan konteks peristiwa sehingga berbagai fakta yang lepas satu sama lainnya dapat disusun dan dihubungkan menjadi satu kesatuan yang masuk akal.
• Agar dapat menginterpretasi fakta dengan kejelasan yang objektif, harus dihindari penafsiran yang semena-mena karena biasanya cenderung bersifat subjektif.
Selain itu, interpretasi harus bersifat deskriptif sehingga para peneliti dituntut untuk mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan.
Proses interpretasi juga harus bersifat selektif sebab tidak mungkin semua fakta dimasukkan ke dalam cerita sejarah, sehingga harus dipilih yang relevan dengan topik yang ada dan mendukung kebenaran sejarah.
• Interpretasi memiliki sifat subyektif dan dapat dilakukan dengan cara :
a. sintesis Menyatukan bermacam-macam data sehingga menghasilkan fakta.
b. Analisis  Mencari fakta dengan menguraikan data
c. Historiografi
• Historiografi  historia (Bahasa Yunani) berarti sejarah dan graphien (Bahasa Yunani) berarti penulisan sejarah.
• Historiagrafi atau penulisan sejarah adalah menyusun & merangkai fakta hasil penelitian, historiografi adalah tahap terakhir dari kegiatan penelitian sejarah.
• Tiga bentuk penulisan sejarah :
1. Penulisan sejarah tradisional : Kuat dalam genealogi, tapi tidak kuat dalam hal kronologi dan detail biografis. Bahan pengajaran agama. Adanya kingship. Pertimbangan kosmologis, & antropologis lebih diutamakan daripada keterangan dari sebab akibat
2. Penulisan sejarah kolonial : Ciri nederlandosentris (eropasentris), tekanannya pada aspek politik dan ekonomi serta bersifat institusional
3. Penulisan sejarah nasional : Menggunakan metode ilmiah secara terampil & bertujuan untuk kepentingan nasionalisme.
• Fungsi Historiografi
a. Mengungkapkan asal usul sebuah peristiwa (genetic)
b. Memuat cerita pengalaman kolektif sebagai pelajran (ditaktik)
c. Nelegitimasi suatu kepentingan (pragmatis)
SUMBER, BUKTI DAN FAKTA SEJARAH
o Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok sejarah. 3 macam sumber sejarah :
1. Sumber tertulis : Diperoleh dari peninggalan tertulis
2. Sumber lisan : Keterangan langsung dari pelaku/saksi dari peristiwa yang terjadi pada masa lampau
3. Sumber benda : Diperoleh dari peninggalan benda-benda kebudayaan
o Fakta sejarah mempunyai bentuk :
1. Artefak : Semua benda baik secara keseluruhan/sebagian hasil gerapan tangan manusia
2. Fakta social : Fakta sejarah yang berdimensi sosial, misalnya : Interaksi antarmanusia dan pakaian adat.
3. Fakta mental : Fakta yang sifatnya abstrak, misalnya : Keyakinan
o Bukti sejarah adalah segala peninggalan yang berkaitan sengan aktivitas manusia di masa lampau yang mungkinsaja masih di gunakan oleh manusia masa kini baik yang beruapa bukti tertulis ataupun benda.
JENIS-JENIS SEJARAH
o Jenis-jenis sejarah berdasarkan fokus masalah :
1. Sejarah geografi : Dikaitkan dengan lokasi di mana peristiwa itu terjadi
2. Sejarah ekonomi : Dibicarakan bagaimana upaya memenuhi kebutuhan manusia
3. Sejarah social : Dikaitkan dengan kehidupan masyarakat pada suatu masa
4. Sejarah politik : Dibicarakan tentang kekuasaan yang terjadi pada suatu masa
o Jenis sejarah dilihat dari cakupan geografis :
1. Sejarah dunia : Membentangkan kehidupan manusia di dunia
2. Sejarah nasional : Membentangkan sejarah bangsa Indonesia
3. Sejarah lokal : Senantiasa mengungkapkan sejarah setiap wilayah (daerah)
PRINSIP-PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH LISAN
o Prinsip dasar penelitian sejarah lisan dapat dilakukan dengan teknik sebagai berikut.
• Sumber berita dari pelaku sejarah.
Wawancara langsung dapat dilakukan dengan metode-metode berikut.
a. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan acak dan jawaban tidak ditentukan (pertanyaan
terbuka).
b. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dengan jawaban yang telah
ditentukan (pertanyaan tertutup).
d. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan lebih dahulu baru
kemudian responden menjawab satu per satu.
e. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan suatu pertanyaan, kemudian responden langsung menjawabnya. Setelah selesai, pewawancara mengajukan pertanyaan selanjutnya.
f. Wawancara dilakukan dengan menggunakan tape recorder yang dapat menyimpan kesaksian pelaku atau saksi lisan tersebut.
• Sumber berita dari saksi sejarah.
Orang yang pernah melihat atau menyaksikan suatu peristiwa, tetapi bukan pelaku,
disebut saksi
• Sumber berita dari tempat kejadian.
Masalah tempat sering mempunyai kaitan dalam sebuah peristiwa, misalnya, peristiwa
Rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, dan tempat proklamasi. Tempat tersebut
menjadi saksi sejarah yang mampu menjadi sumber lisan.

Translate